Daftar Blog Saya

Jumat, 26 November 2010

Kisah Naruto Dan Hinata (Chapter.3)


Malam di kediaman Namikaze


Minato, Kushina dan Naruto sedang makan malam bersama. Makan malam hari itu sangat tidak biasa. Entahlah, Naruto pun diam..?
"a..ayah.."panggil Naruto membuka pembicaraan, nada-nya terdengar takut.
Minato mendongak, menghentikan aktivitas makannya.
"apa?" sahutnya dingin. Wajah Naruto yang tadi memandang tegak ke arah ayahnya kini menunduk.
"a..aku..minta maaf.."ucap Naruto berat,serba salah, ketakutan dan tak ada sekali sifat Naruto dalam omongannya itu.
Brakk!!
Gebrakan meja itu membuat Kushina yang tadi makan dengan tenang kini terperanjat.
"maaf katamu? Hanya karena cinta bodohmu pada gadis sialan itu kita harus memohon pada cabang Okinawa untuk membuat file baru? Kau tidak tahu apa!! File pertukaran pegawai itu sangat penting!! Apa-apaan kau merobeknya! Untung kau tidak diprotes, Naruto!!" jelas Minato panjang lebar dan dengan bentakan yang sangat mengerikan.
Uchiha Fugaku-pun kalah..
Naruto masih tertunduk. Kushina hanya memandang khawatir dalam diam.
Apa yang akan ia perbuat? Membela Naruto dan menentang Minato? Jangan harap.. Minato sangat tegas, oh salah, sangat keras mendidik anaknya.
Apalagi si 'urakan' Naruto. Namun, di sisi lain Minato sangat kompak dengan anak semata wayangnya.
"ayah..kau boleh pecat aku kalau itu membuatmu puas.. aku sadar aku tak pantas mengelola perusahaan ayah..maaf.." ujar Naruto angkat bicara. Nadanya masih terdengar menyedihkan.
Minato bangkit dari duduknya. Membawa piring kotornya ke wastafel dan kembali ke meja makan.
"tidurlah.. kau akan lelah saat pergi ke China Town nanti" kata Minato sambil membelakangi Naruto dan Kushina yang masih di meja makan.
Pintu kamar kedua orang tua-nya menjeblak terbuka. Minato masuk kesana.
"ibu.. cepatlah makan. Kau tidak boleh tidur terlalu larut" pesan Minato kepada sang istri tercinta. Kushina mengangguk pelan dan membawa piring kotor miliknya dan Naruto.
"a..ayah?"
"ayahmu..mungkin ia butuh kamu perhatikan? Habisnya, akhir-akhir ini kamu sibuk dengan pekerjaanmu..hihi.." kata Kushina sambil melangkah menuju Naruto.
Naruto memasang wajah bodohnya. Ibunya terkikik geli.
"kau tidurlah, besok kau harus ke sana kan? Ibu juga akan check up.." pesan Kushina sambil merapikan rambut emas yang dulu dan sekarang sangat sering ia elus.
"tapi, siapa yang mengantar ibu?" Tanya Naruto panic.
"ada ayahmu.. kamu ini! Jangan perlakukan ibu seperti janda penyakitan, dong?" gurau Kushina sambil menatap lembut mata biru cerah milik anak semata wayangnya itu.
"hehe.. kupikir ayah masih tetap kerja.. haha.. aku ke kamar dulu,ya? Selamat malam, bu!!" seru Naruto sambil mencium dahi Kushina.
"selamat malam juga anakku!"
Naruto sudah naik ke lantai atas. Ke kamarnya yang sudah lama tak Kushina tengok karena sibuk dengan penyakitnya sendiri. Pasti sudah seperti kapal pecah.
" anakku.." gumam Kushina lembut.
Pagi harinya
Di kediaman Namikaze
"HUAAAA!! Aku telat bangun!! Bagaimana ini!! Haduhh…" teriak Naruto dari dalam kamar. Minato dan Kushina yang sedang ada di meja makan hanya menggeleng kepala.
"itu.. anakmu.. bodohnya sama sepertimu.."gumam Minato sambil menyeruput tehnya dan membaca Koran. Kushina yang sedang menuangkan the ke dalam gelas hanya mengembangkan seulas senyum manis.
"enak saja! Dia anakmu tahu! Buktinya kalian kembar!!" balas Kushina agak sebal dibilang begitu sama suaminya sendiri.
Langkah kaki dari atas terdengar.
"huwaa!!" teriak Naruto
Brakk!!
"hwaaaa!! Siapa sih yang nyimpen kain pel disini!! Masih basah pula! Sakit tahu!" adu Naruto sambil menunjukkan kain kotor itu. Kedua suami istri itu terkekeh.
"makanya jangan telat! Sudahku bangunkan juga!" kata Minato sambil menyeruput tehnya yang hamper habis.
"huh! Ya sudah, aku pergi!! Dah ayah! Dah ibu!!"katanya sambil mengambil roti dan mencium kening Kushina. Disalamnya juga Minato.
"mana ciuman untuk ayah?" tawar Minato usil. Naruto mengeluarkan kebiasaannya.
"HOEEKK!! Maaf ayah! Aku bukan seperti ayah!! Sampai jumpaaa!!" seru Naruto sambil berlari menuju garasi mobil.
"apa? Seperti ayah?? Hey! Naruto tunggu ayaahh!!" panggil Minato sambil mengejarnya.
--
"huaaa… maafkan aku teman-teman.. aku telat bangun..!" jelas Naruto.
Tenten, Neji dan Sasuke tampak memaafkan.. tapi sepertinya tidak untuk si otak pintar yang berdahi lebar berujung pink, Sakura.
"ayolah.. aku kan Cuma telat 3 jam.. lagi pula kalian masih sempat 'kan main playstasion dulu??" lanjut Naruto dengan wajah tanpa-dosa.
Urat kesal mulai muncul di wajah Sakura.
"ugghh!! KAU PIKIR MENUNGGU BUKAN KELELAHAANN!!" bentak Sakura.
" ya.. maaf.." ujar Naruto dengan singkatnya.
"hhh.. ayolah, kita ka nada janji dengan Shikamaru dan Temari di toko baseball punya Gaara!!" ujar Tenten yang mulai kelelahan menghadapi Naruto dan Sakura.
"ya sudahlah!! Ayo!" ajak Sakura masih kesal.
--
"kau lama sekali,sih! Kan keburu penuh kan ini!!" maki Temari pada suaminya, Shikamaru. Sang jenius dari klan Nara dan si pemalas dari klan Nara.
"hhh… yang penting aku ikut,kan?" jawab Shikamaru tak peduli. Temari sebenarnya mau memarahinya habis-habisan, tapi itu tak terjadi.
"bukannya memang sedang ada festival,ya?" kata Neji pelan.
"festival?" ulang semua sambil melirik Neji.
"eh.. itu, bukannya mereka?" ujar Tenten sembari menunjuk sekumpulan orang-orang.
"salah satu diantara mereka 'kan..?" lanjut Naruto.
"adikku?" lanjut Naruto sambil menganga besar.
"Runa-chan?!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar